PERJALANAN MENYUSURI SUNGAI MAHAKAM

Pada tanggal 31 Agustus 2014 tepatnya jam 11.20 pagi adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di Pulau Borneo. Satu pengalaman baru bagi saya yang memang sejak lahir belum pernah bepergian hingga keluar pulau. Tiba di Bandara Sepinggan membuat saya takjub karena bangunan Bandara Sepinggan sangat jauh lebih bagus dibandingkan Bandara di Jogja. Sampai di Lobby Bandara, ada sekelompok pemain musik khas Kalimantan yang memainkan musik dengan nada-nada khas Pulau Borneo. Balikpapan bukanlah tujuan utama saya ke pulau Kalimantan, saya harus segera mengumpulkan energi untuk melanjutkan perjalanan saya ke Kabupaten Kutai Barat. Mendengar cerita dari sahabat, perjalanan saya yang selanjutnya akan membutuhkan tenaga ekstra.

Dari Balikpapan saya diantar menuju kota Samarinda. Kami berangkat tengah malam dari balikpapan karena Kapal yang akan membawa Saya ke Kabupaten Kutai Barat , Kalimantan Timur akan berangkat pukul 07.00 pagi dan itu adalah pilihan waktu satu-satunya. Yah, selain ingin merasakan pengalaman perjalanan jalur air, saya tidak sanggup jika harus menempuh perjalanan darat selama 10 jam dengan medan yang sebagian besar adalah berbukit. Sesampainya di pelabuhan wam tangan saya menunjukkan pukul 06.00 wita, kapal yang akan saya tumpangi sudah siap di dermaga.harga tiket kapal Rp. 120.000 untuk bagian bawah dan Rp. 140.00 untuk bagian atas kapal.

kapal-mahakam1

Kapal tersebut terdiri dari dua lantai, barang-barang bawaan seperti kardus dan koper dimasukkan di dek kapal bagian bawah. Di lantai bawah digelar karpet panjang sampai hampir separuh panjang kapal. Disana ada satu televisi yang tergantung. Di bagian depan kapal terdapat sebuah kantin yang menyajikan makanan siap saji seperti mie instan, kopi, soto dan juga beberapa minuman hangat. Di dalam etalase kantin, berjajar makanan dan minuman kemasan. Untuk masalah harga memang lebih mahal daripada di darat. Satu porsi soto dibandrol harga Rp. 15.000,00. Di bagian paling ujung kapal terdapat empat kamar mandi. Hal pertama yang membuat saya terkaget-kaget ketika memasuki kamar mandi tersebut adalah bahwa air yang digunakan adalah air sungai yang dipompa ke atas dengan menggunakan mesin. Sedangkan kloset yang ada hanya seperti lantai kapal yang terbuat dari kayu dan diberi lubang. Bisa dibayangkan betapa joroknya kondisi seperti itu.

Disamping kantin terdapat tangga kayu yang menuju lantai atas kapal. Di bagian belakan terdapat geladak kapal yang terbuka dengan satu kursi panjang. Satu-satunya tempat yang nyaman menurut saya untuk mengusir kejenuhan selama 17 jam perjalanan. Yah, memang perjalanan saya dengan menggunakan kapal ini memakan waktu 18 jam. Masuk ke dalam ruangan kapal terdapat dua sisi tempat tidur memanjang dengan kasur lipat tipis ukurang single berjajar rapi. Satu orang mendapatkan satu tempat tidur dengan satu bantal. Tas ataupun barang bawaan kecil bisa disimpan dibawah tempat tidur tersebut. Dan didalam tempat tidur juga tersedia satu pelampung yang menurut saya tidak pernah digunakan, karena masih rapi terlipat dalam plastik yang tersegel. Di bagian langit-langit menempel beberapa kipas angin dan juga stop kontak untuk mencarge hp.

Jam 07.30 wita, kapal mulai melaju di sungai Mahakam. Ternyata ada satu kapal lagi yang berangkat, selain kapal yang Saya tumpangi. Akan tetapi kapal tersebut menuju ke Mahakam Ulu, 3 jam lebih jauh dari kapal yang saya tumpangi. Di sepanjang perjalanan saya melihat hijaunya hutan Kalimantan, tetapi tidak jarang ada gundukan-gundukan hitam disela-sela warna hijau itu yang tidak lain adalah tambang batubara. Di samping kapal yang saya tumpangi, melaju kapal yang menarik gundukan-gundukan hitam seperti gunung dan itu adalah tongkang batubara yang mengangkut batubara dari tambang.

96779168

Di beberapa titik sepanjang sungai Mahakam, terdapat perkampungan warga. Pagi itu banyak aktivitas warga yang berada di sepanjang tepian sungai. Ada yang mandi, mencuci pakaian ada pula yang sedang membersihkan ikan di satu aliran sungai yang sama. Bisa anda bayangkan bagaimana kualitas air disana.sudah 6 jam perjalanan yang saya lalui diatas kapal, saya mencoba keluar dan duduk di geladak belakang kapal. Angin bertiup sepoi-sepoi mengusir rasa bosan saya. Beberapa kali kapal berhenti di dermaga untuk mengambil penumpang.dan saya baru tahu kalau kapal ini juga mengangkut sepeda motor di bagian depan kapal dengan tarif sama seperti satu orang tiket.saat berhenti di dermaga untuk mengambil penumpang, banyak pedagang makanan yang dengan cepat menawarkan dagangan mereka mulai dari nasi bungkus sampai dengan mie goreng dengan harga Rp. 15.000- Rp. 20.000 per bungkus.dan dengan perjalanan kami yang masih panjang, tentulah dagangan mereka laris manis.

Saat langit sudah mulai gelap, angin mulai bertiup lebih kencang. Beberapa penumpang kapal juga sudah terlelap tidur dengan beberapa lampu dimatikan. Dan pada pukul 23.30 wita, saya sampai di salah satu dermaga di Kabupaten Kutai Barat.

PERBEDAAN TRANSFER ON LINE, KLIRING (LGG/SKN) DAN RTGS

unnamed

Pagi ini kebetulan saya berencana untuk transfer uang melalui mesin ATM dekat rumah, akan tetapi setelah sampai mesin ATM tertulis bahwa sedang dalam proses administrasi alias Off Line. Alhasil saya pulang ke rumah tanpa berhasil melakukan rencana saya. sampai dirumah, terpikir untuk mentransfer uang menggunakan aplikasi Mobile Banking. Setelah saya buka aplikasinya, agak bingung juga karena biasanya saya hanya transfer untuk sesama bank. Kali ini harus transfer ke Bank yang berbeda, BCA yang bukan merupakan anggota ATM Bersama. Di menu “transfer” ada beberapa pilihan yaitu on line, SKN dan RTGS. Akhirnya saya putuskan untuk membuka situs Bank Mandiri untuk memperjelas fitur layanan tersebut. Pada awalnya saya berfikir tidak akan bisa mentransfer ke BCA menggunakan mobile banking, tetapi di daftar Bank penyedia layanan, malah BCA berada di urutan teratas. Dan berikut perbedaan singkat antara transfer online, SKN maupun RTGS

  • Transfer online digunakan untuk melakukan transfer dari Bank Mandiri ke rekening bank yang tergabung dalam anggota ATM Bersama, seperti Bank BRI, CIMB Niaga, OCBC NISP, Permata Bank, Standard Chartered, BRI Syariah, HSBC, Citibank, Danamon, BII, Commonwealth, Bukopin, Bank Mega, Panin, BTN, termasuk juga bank-bank daerah (BJB, Jatim, dll). Total ada 79 bank. dan juga BCA yang termasuk dalam jaringan ATM Prima.
    Karena sistem antar bank nya terintegrasi, waktu transfer untuk sampai ke rekening tujuan adalah realtime online, atau langsung masuk saat itu juga.
    Biaya transfer Rp 5000  dan batas transaksi maksimal Rp 25juta per-hari.
  • Kliring (juga disebut LLG atau SKN) digunakan untuk transfer ke semua rekening bank nasional, termasuk Jaringan ATM Prima (BCA salah satunya) dan Jaringan ATM Bersama.
    Waktu transfer 2-3 hari kerja, tapi menurut pengalaman bisa hanya dalam satu hari jika transfernya pagi hari sebelum jam 11.
    Biaya transfer Rp 5000 dan batas transaksi maksimal  Rp.99.999.999 per-hari
  • RTGS (Real-Time Gross Settlement) sama seperti kliring, namun waktu pengiriman lebih cepat sampai, sekitar 1-3 jam di hari yang sama setelah transfer. Berdasar pengalaman malah pernah di hari berikutnya dana baru terkirim ke rekening tujuan. Biaya transfer Rp. 15.000

Nah demikian tadi penjelasan singkat mengenai perbedaan Transfer antar Bank, semoga bermanfaat